Wednesday, September 30, 2015

Makna 'CINTA SEJATI'

 Makna 'CINTA SEJATI'

Sejatinya saya tidak menyukai artikel bertajuk 'cinta' dan semacamnya yang hanya menggali masalah perasaan emosional pada makhluk tertentu. Namun jika memang dalam artikel tersebut berkenaan dengan neraca reiligius dan ilmiah, maka sangat pantas bila saya (ataupun kita semua) melahap dan menyantap sari pati darinya. Seperti artikel yang datang dari Ustadz Muhammad Arifin Badri, M.A., dipublikasikan ulang olehwww.pengusahamuslim.com. Saya harap diri sendiri dan juga Anda (yang saya tag atau pun tidak) mendapatkan rimbunan pelajaran berharga dari note ini.

 ---------------------
 
Makna 'Cinta Sejati' terus dicari dan digali. Manusia dari zaman ke zaman seakan tidak pernah bosan membicarakannya. Sebenarnya apa itu 'Cinta Sejati' dan bagaimana pandangan Islam terhadapnya?

Masyarakat di belahan bumi manapun saat ini sedang diusik oleh mitos 'Cinta Sejati', dan dibuai oleh impian 'Cinta Suci'. Karenanya, rame-rame, mereka mempersiapkan diri untuk merayakan hari cinta "Valentine's Day". Pada kesempatan ini, saya tidak ingin mengajak saudara menelusuri sejarah dan kronologi adanya peringatan ini. Dan tidak juga ingin membicarakan hukum mengikuti perayaan hari ini. Karena saya yakin, anda telah banyak mendengar dan membaca tentang itu semua. Hanya saja, sayaingin mengajak saudara untuk sedikit menyelami: apa itu cinta? Adakah cinta sejati dan cinta suci? Dan cinta model apa yang selama ini menghiasi hati anda?

Seorang peneliti dari National Autonomous Universityof Mexico mengungkapkan hasil risetnya yang begitu mengejutkan.Menurutnya:"Sebuah hubungan cinta pasti akan menemui titik jenuh, bukan hanya karena faktor bosan semata, tapi karena kandungan zat kimia diotak yang mengaktifkan rasa cinta itu telah habis. Rasa tergila-gila dan cinta pada seseorang tidak akan bertahan lebih dari 4 tahun. Jika telah berumur 4 tahun, cinta sirna, dan yang tersisa hanya dorongan seks, bukan cinta yang murni lagi. Menurutnya, rasa tergila-gila muncul pada awal jatuh cinta disebabkan oleh aktivasi dan pengeluaran komponen kimia spesifik diotak, berupa hormon dopamin, endorfin, feromon, oxytocin, neuropinephrine yang membuat seseorang merasa bahagia, berbunga-bunga dan berseri-seri. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, dan terpaan badai tanggung jawab dan dinamika kehidupan efek hormon-hormon itu berkurang lalu menghilang." (sumber:www.detik.com Rabu, 09/12/200917:45 WIB).

Saudaraku, bila anda mencintai pasangan Anda karena kecantikan atau ketampanannya, maka saat ini saya yakin anggapan bahwa ia adalah orang tercantik dan tertampan, telah luntur. Bila dahulu rasa cinta anda kepadanya tumbuh karena ia adalah orang yang kaya, maka saya yakin saat ini, kekayaannya tidak lagi spektakuler di mata Anda. Bila rasa cinta anda bersemi karena ia adalah orang yang berkedudukan tinggi dan terpandang di masyarakat, maka saat ini kedudukan itu tidak lagi berkilau secerah yang dahulu (kemilaunya) menyilaukan pandangan Anda.

Saudaraku, bila Anda terlanjur terbelenggu cinta kepada seseorang, padahal ia bukan suami atau istri Anda, ada baiknya bila Anda menguji kadar cinta Anda. Kenalilah sejauh mana kesucian dan ketulusan cinta Anda kepadanya. Coba Anda duduk sejenak,
membayangkan kekasih Anda dalam keadaan ompong peyot, pakaiannya compang-camping sedang duduk di rumah gubuk yang reyot.Akankah rasa cinta Anda masih menggemuruh sedahsyat yang anda rasakan saat ini?
                              
 Para ulama' sejarah mengisahkan, pada suatu hari Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu 'anhu bepergian ke Syam untuk berniaga. Di tengah jalan, ia melihat seorang wanita berbadan semampai, cantik nan rupawan bernama Laila bintu AlJudi. Tanpa diduga dan dikira, panah asmara Laila melesat dan menghujam hati Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu 'anhu. Maka sejak hari itu, Abdurrahman radhiallahu 'anhu mabok kepayang karenanya, tak kuasa menahan badai asmara kepada Laila bintu Al Judi. Sehingga Abdurrahman radhiallahu 'anhu sering kali merangkaikan bair-bait syair, untuk mengungkapkan jeritanhatinya. Berikut di antara bait-bait syair yang pernah ia rangkai:

 Aku senantiasa teringat Laila yang berada di seberang negeri Samawah
Duhai, apa urusan Laila bintu Al Judi dengan diriku?
Hatiku senantiasa diselimuti oleh bayang-bayang sang wanita
Paras wajahnya slalu membayangi mataku dan menghuni batinku.
Duhai, kapankah aku dapat berjumpa dengannya,
Semoga bersama kafilah haji,
ia datang dan akupun bertemu.

Karena begitu sering ia menyebut nama Laila, sampai-sampai Khalifah Umar bin Al Khattab radhiallahu 'anhu merasa iba kepadanya. Sehingga tatkala beliau mengutus pasukan perang untuk menundukkan negeri Syam, ia berpesan kepada panglima perangnya: "Bila Laila bintu Al Judi termasuk salah satu tawanan perangmu (sehingga menjadi budak), maka berikanlah kepada Abdurrahman radhiallahu 'anhu."

Dan subhanallah,taqdir Allah setelah kaum muslimin berhasil menguasai negeri Syam, didapatkan Laila termasuk salah satu tawanan perang. Maka impian Abdurrahmanpun segera terwujud. Mematuhi pesan Khalifah Umar radhiallahu 'anhu, maka Laila yang telah menjadi tawanan perang pun segera diberikan kepada Abdurrahman radhiallahu 'anhu. Anda bisa bayangkan, betapa girangnya Abdurrahman karena impiannya benar-benar kesampaian. Begitu cintanya Abdurrahman radhiallahu 'anhukepada Laila, sampai-sampai ia melupakan istri-istrinya yang lain. Merasa tidak mendapatkan perlakuan yang sewajarnya, maka istri-istrinya yang lainpun mengadukan perilaku Abdurrahman kepada 'Aisyah, istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang merupakan saudari kandungnya.

Menyikapi teguran saudarinya, Abdurrahman berkata: "Tidakkah engkau saksikan betapa indah giginya, yang bagaikan biji delima?" Akan tetapi tidak begitu lama Laila mengobati asmara Abdurrahman, ia ditimpa penyakit yang menyebabkan bibirnya "memble" (jatuh, sehingga giginya selalu nampak). Sejak itulah, cinta Abdurrahman luntur dan bahkan sirna. Bila dahulu ia sampai melupakan istri-istrinya yang lain,maka sekarang ia pun bersikap ekstrim. Abdurrahman tidak lagi sudi memandang Laila dan selalu bersikap kasar kepadanya. Tak kuasa menerima perlakuan ini, Lailapun mengadukan sikap suaminya ini kepada 'Aisyah radhiallahu 'anha. Mendapat pengaduan Laila ini, maka 'Aisyahpun segera menegur saudaranya dengan berkata:

"Wahai Abdurrahman, dahulu engkau mencintai Laila dan berlebihandalam mencintainya. Sekarang engkau membencinya dan berlebihan dalam membencinya. Sekarang, hendaknya engkau pilih: Engkau berlaku adil kepadanya atau engkau mengembalikannya kepada keluarganya."

Karena didesak oleh saudarinya demikian, maka akhirnya Abdurrahman pun memulangkan Laila kepada keluarganya. (Tarikh Damaskus oleh Ibnu 'Asakir 35/34 & Tahzibul Kamal oleh Al Mizzi 16/559)

Bagaimana, saudaraku!? Anda ingin merasakan betapa pahitnya nasib yang dialami oleh Laila bintu Al Judi? Ataukah Anda mengimpikan nasib serupa dengan yang dialami oleh Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu 'anhu?
                                              
 Tidak heran bila nenek moyang Anda telah mewanti-wanti anda agar senantiasa waspada dari kenyataan ini. Mereka mengungkapkan fakta ini dalam ungkapan yang cukup unik: Rumput tetangga terlihat lebih hijau dibanding rumput sendiri. Anda penasaran ingin tahu, mengapa kenyataan ini bisa terjadi? Temukan rahasianya pada sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berikut ini:

"Wanita itu adalah aurat (harus ditutupi), bila ia ia keluardari rumahnya, maka setan akan mengesankannya begitu cantik (di matalelaki yang bukan mahramnya)."(Riwayat At Tirmizy dan lainnya)

Orang-orang Arab mengungkapkan fenomena ini dengan berkata:
كُلُّ مَمْنُوعٍ مَرْغُوبٌ
"Setiap yang terlarang itu menarik (memikat)."

Dahulu, tatkala hubungan antara Anda dengannya terlarang dalam agama, maka setan berusaha sekuat tenaga untuk mengaburkan pandangan dan akal sehat Anda, sehingga anda hanyut oleh badai asmara. Karena Anda hanyut dalam badai asmara haram, maka mata Anda menjadi buta dan telinga Anda menjadi tuli, sehingga andapun bersemboyan: Cinta itu buta. Dalam pepatah arab dinyatakan:
حُبُّكَ الشَّيْءَ يُعْمِي وَيُصِمُّ
"Cintamu kepada sesuatu, menjadikanmu buta dan tuli."

Akan tetapi setelah hubungan antara Anda berdua telah halal (menikah), maka spontan setan menyibak tabirnya, dan berbalik arah. Setan tidak lagi membentangkan tabir di mata Anda, setan malah berusaha membendung badai asmara yang telah menggelora dalam jiwa Anda. Saat itulah, Anda mulai menemukan jati diri pasangan anda seperti apa adanya. Saat itu andamulai menyadari bahwa hubungan dengan pasangan Anda tidak hanya sebatas urusan paras wajah, kedudukan sosial, harta benda. Anda mulai menyadaribahwa hubungan suami-istri ternyata lebih luas dari sekedar paras wajahatau kedudukan dan harta kekayaan. Terlebih lagi, setan telah berbalikarah, dan berusaha sekuat tenaga untuk memisahkan antara Anda berduadengan perceraian:

فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ

"Maka mereka mempelajari dari Harut dan Marut (nama dua setan) itu apa yang dengannya mereka dapat menceraikan (memisahkan) antara seorang (suami) dari istrinya." (Qs. Al Baqarah: 102)

 Mungkin anda bertanya, lalu bagaimana saya harus bersikap? Bersikaplahsewajarnya dan senantiasa gunakan nalar sehat dan hati nurani Anda. Dengan demikian, tabir asmara tidak menjadikan pandangan Anda kabur dan tidak mudah hanyut oleh bualan dusta dan janji-janji palsu. Mungkin Anda kembali bertanya:Bila demikian adanya, siapakah yang sebenarnya layak untuk mendapatkan cinta suci saya? Kepada siapakahsaya harus menambatkan tali cinta saya?Simaklah jawabannya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:

"Biasanya, seorang wanita itu dinikahi karena empat alasan:karena harta kekayaannya, kedudukannya, kecantikannya dan karenaagamanya. Hendaknya engkau menikahi wanita yang taat beragama, niscayaengkau akan bahagia dan beruntung." (Muttafaqun 'alaih)

Cinta yang tumbuh karena iman, amal sholeh, dan akhlaq yang mulia, akan senantiasa bersemi; tidak akan lekang karena sinar matahari, dan tidak pula luntur karena hujan, dan tidak akan putus walaupun ajal telah menjemput.

الأَخِلاَّء يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلاَّ الْمُتَّقِينَ.


"Orang-orang yang (semasa di dunia) saling mencintai pada hariitu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecualiorang-orang yang bertaqwa." (Qs. Az Zukhruf: 67)

Saudaraku! Cintailah kekasihmu karena iman, amal sholeh serta akhlaqnya, agar cintamu abadi. Tidakkah Anda mendambakan cinta yang senantiasa menghiasi dirimu walaupun Anda telah masuk ke dalam alam kubur dan kelak dibangkitkan di hari kiamat? Tidakkah Anda mengharapkan agar kekasihmu senantiasa setia dan mencintaimu walaupun engkau telah tua renta dan bahkan telah menghuni liang lahat? Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Tiga hal, bila ketiganya ada pada diri seseorang, niscaya ia merasakan betapa manisnya iman: Bila Allah dan Rasul-Nya lebih iacintai dibanding selain dari keduanya, ia mencintai seseorang, tidaklah ia mencintainya kecuali karena Allah, dan ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan dirinya, bagaikan kebenciannya bila hendak diceburkan ke dalam kobaran api."(Muttafaqun 'alaih)

Yahya bin Mu'az berkata: "Cinta karena Allah tidak akan bertambah hanya karena orang yang engkau cintai berbuat baik kepadamu, dan tidak akan berkurang karena ia berlaku kasar kepadamu." Yang demikian itu karena cinta anda tumbuh bersemi karena adanya iman, amal sholeh dan akhlaq mulia, sehingga bila iman orang yang anda cintai tidak bertambah, maka cinta andapun tidak akan bertambah. Dan sebaliknya, bila iman orang yang Anda cintai berkurang, maka cinta Anda pun turut berkurang. Anda cinta kepadanya bukan karena materi, pangkat kedudukan atau wajah yang rupawan, akan tetapi karena ia beriman dan berakhlaq mulia. Inilah cinta suci yang abadi. Saudaraku, setelah Anda membaca tulisan sederhana ini, perkenankan saya bertanya: Benarkah cinta anda suci? Benarkah cinta anda adalah cinta sejati? Buktikan saudaraku...

Wallahu a'alam bisshowab, mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan atau menyinggung perasaan.

---------------------------------------------------
1) Saudaraku, setelah membaca kisah cinta sahabat Abdurrahman bin Abi Bakar ini, saya harap Anda tidak berkomentar atau berkata-kata buruk tentang sahabat Abdurrahman bin Abi Bakar. Karena dia adalah salah seorang sahabat nabi, sehingga memiliki kehormatan yang harusanda jaga. Adapun kesalahan dan kekhilafan yang terjadi, maka itu adalah hal yang biasa, karena dia juga manusia biasa, bisa salah dan bisa khilaf. Amal kebajikan para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallambegitu banyak sehingga akan menutupi kekhilafannya.


Sumber : https://www.facebook.com/notes/hasan-al-jaizy/catatan-hati-cinta-suci-cinta-sejati/151536104862619
[9/30/2015, 05:16] +62 821-4031-3277: 👍
[9/30/2015, 05:24] +62 878-8009-7001: Harut dan Marut bukannya nama malaikat?
[9/30/2015, 05:26] +62 878-8009-7001: Malaikat yg diperintahkankan u mengajarkan hakekat sihir di negeri babilonia uenghadapi kesewenangan ilmu sihir orang yahudi
[9/30/2015, 05:28] +62 812-4049-696: Betul harusnya nama 2 Malaikat (kesalahan editing mungkin) ..trims atas koreksinya tadz...
[9/30/2015, 05:28] +62 878-8009-7001: Harut Marut mengajarkan sihir dan memperingatkan kepada mereka u tdk menyalahgumakan u berbuat sirik "sesungguhnya kami hanya cobaan bagimu, maka janganlah kafir"
[9/30/2015, 05:29] +62 878-8009-7001: Namun orang babilon kemudian menyalahgunakan sihir u membuat kerusakan
[9/30/2015, 05:42] +62 812-4049-696: 👍
[9/30/2015, 05:43] +62 878-8009-7001: Di versi lain, Harut Marut merupakan malaikat yg tengah diuji oleh Allah, mereka yakin bisa lebih sholeh dibanding manusia walau mereka diberi nafsu, ketika nafsu diujikan ke mereka dan setelah itu diturunkan ke bumi, mereka melihat wanita yg membuat tetpesona, mereka mengajak bermaksiat ke wanita tsb, wanitaenhajukan tiga ayarat u itu, minum khamr, mbunuh bayi dan menyembah berhala,  mereka berpikir bahwa menyembah berhala adalah kufur, mbunuh bayi dosa besar,  minum khamr adalah dosa kecil, maka ditenggaklah khamr yg membuat mabuk, akibat mabuk merek mbunuh bayi dan menyembah berhala dan selanjutnya mereka berbuay keji ke si wanita krn pengaruh mabuk, nggak tau mendem yo ngono, mendem pisan kakean polah, pendek kata mereka gagal, Allah pum murka, sifat kemalaikatan dicabut, krn Allah maha penyayang diberikan pilihan kepada keduanya, antara azab dunia atau akherat, mrk memilih azab dunia krn sifatnya sementara dan kemudian mrk digantung di langit babilon, dengan kepala menghadap ke bawah, sekelumit cerita masa kecil sebagai penghantar tidur malam dari ibu tercinta 😍
[9/30/2015, 05:44] +62 878-8009-7001: Iya, semoga salah edit
[9/30/2015, 05:56] +62 812-4049-696: Nah..yang terakhir ceritamu ini tergolong kisah israiliyat, bahwa harut dan marut, mabuk,berzinah dan membunuh,
ada dalam hadits, tp tergolong hadits mungkar atau bathil, karena dr matannya (redaksi) mungkar dan sanadnya  dhoif

Disamping itu juga dr segi matannya bertentangan dengan Alqur"an, Q.S. Alhijr 8, Attahrim 6.
[9/30/2015, 06:10] +62 878-8009-7001: iya, itu adalah versi yang lain selain yang di atas
[9/30/2015, 06:10] +62 878-8009-7001: biasalah, yahudi yg selalu membolakbalik fakta :0
[9/30/2015, 06:11] +62 812-4049-696: Ini mirip dengan kisah2 israiliyat lainnya yaitu kisah Tsa'labah bin Hathib, yg diceritakan lalai dr agama,
Padahal beliau adalah sahabat Nabi dan ikut dlm perang badar...
[9/30/2015, 06:11] +62 878-8009-7001: ic
[9/30/2015, 06:12] +62 812-4049-696: Yoi..😁
[9/30/2015, 06:14] +62 813-3017-4525: Salaman Li...
[9/30/2015, 06:15] +62 878-8009-7001: Salaman ambek sopo
[9/30/2015, 06:18] +62 813-1457-4110: Ambek ic
[9/30/2015, 06:19] +62 813-3017-4525: Ambek kabeh wong seng mbok temoni
[9/30/2015, 07:00] +62 878-8009-7001: 😀
[9/30/2015, 07:38] +62 812-4049-696: 🌴 Seorang MUKMIN Ibarat Pohon KURMA


Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-Abbad al-Badr[1]

Tidak ragu lagi bahwa perumpamaan itu sangat indah dan mudah dicerna oleh akal karena akan memudahkan kita untuk memahami suatu ungkapan. Dalam al-Qur’an saja terdapat empat puluh lebih perumpamaan. Tentu saja di balik perumpamaan tersebut terdapat pelajaran berharga bagi orang mau merenungi. Allah berfirman:

وَتِلْكَ ٱلْأَمْثَـٰلُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ ۖ وَمَا يَعْقِلُهَآ إِلَّا ٱلْعَـٰلِمُونَ ﴿٤٣﴾

Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu. (QS. al-’Ankabūt : 43)

Sebagian salaf dahulu apabila membaca sebuah perumpamaan dalam al-Qur’an lalu dia tidak memahaminya, maka dia akan menangis tersedu-sedu seraya mengatakan, “Saya tidak termasuk orang-orang yang berilmu.” [2]

Oleh karena itulah, pada kesempatan kali ini saya ingin mengajak saudara sekalian untuk merenungi dan mempelajari bersama sebuah perumpamaan dalam al-Qur’an dan hadits tentang iman.

Teks Hadits

عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ  يَوْمًا لأَصْحَابِهِ « أَخْبِرُونِى عَنْ شَجَرَةٍ مَثَلُهَا مَثَلُ الْمُؤْمِنِ ». فَجَعَلَ الْقَوْمُ يَذْكُرُونَ شَجَرًا مِنْ شَجَرِ الْبَوَادِى. قَالَ ابْنُ عُمَرَ وَأُلْقِىَ فِى نَفْسِى أَوْ رُوعِىَ أَنَّهَا النَّخْلَةُ فَجَعَلْتُ أُرِيدُ أَنْ أَقُولَهَا فَإِذَا أَسْنَانُ الْقَوْمِ فَأَهَابُ أَنْ أَتَكَلَّمَ فَلَمَّا سَكَتُوا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « هِىَ النَّخْلَةُ ».

Dari Ibnu Umar berkata, “Suatu hari, Rasulullah bersabda kepada para sahabatnya, ‘Kabarkanlah kepadaku tentang sebuah pohon yang perumpamaannya seperti seorang mukmin?’ Maka para sahabat pun menyebutkan jenis-jenis pohon di badui.’ ” Ibnu Umar berkata, “Terlintas dalam benakku untuk menjawab ‘pohon kurma’, tetapi saya segan menjawabnya karena banyak para sahabat yang lebih tua dariku. Tatkala para sahabat diam, Rasulullah bersabda, ‘Pohon itu adalah pohon kurma.’ ” (HR. Bukhari 1/38 dan Muslim 4/2165 dan ini lafazh Muslim)

Hadits ini merupakan penjelasan dan tafsir terhadap firman Allah:

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًۭا كَلِمَةًۭ طَيِّبَةًۭ كَشَجَرَةٍۢ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌۭ وَفَرْعُهَا فِى ٱلسَّمَآءِ ﴿٢٤﴾

     تُؤْتِىٓ أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍۭ بِإِذْنِ رَبِّهَا ۗ وَيَضْرِبُ ٱللَّهُ ٱلْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ ﴿٢٥﴾

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. (QS. Ibrâhîm [14]: 24–25)

Penafsiran ini ditegaskan oleh para ulama salaf shalih dari kalangan sahabat dan selain mereka. Imam Tirmidzi meriwayatkan dari Syu’aib bin Habhab berkata, “Suatu saat kami berada bersama Anas bin Malik, lalu disuguhkan kepada kami sebuah keranjang berisi kurma, kemudian Anas mengatakan kepadaku, “Makanlah wahai Abu Aliyah karena buah ini termasuk pohon yang disebutkan oleh Allah dalam Qur’an-Nya, lalu beliau membacakan ayat (QS. Ibrâhîm [14]: 24–25).” [3]

Semakna dengan redaksi di atas juga riwayat-riwayat yang dinukil dari ulama salaf lainnya seperti Ibnu Abbas, Mujahid, Masruq, Ikrimah, Dhahak, Qatadah, Ibnu Zaid.[4]

Lebih tegas, Rasulullah bersabda:

“Perumpamaan seorang mukmin itu seperti pohon kurma, apa pun yang engkau ambil darinya pasti bermanfaat bagimu.” [5]

Pohon kurma mendapatkan keistimewaan ini sebagai perumpamaan seorang mukmin karena pohon kurma adalah pohon yang sangat istimewa dan banyak manfaatnya. Imam Abu Hatim as-Sijistani menulis sebuah kitab khusus tentang pohon kurma. Dalam kitabnya tersebut beliau menyebutkan keistimewaan pohon kurma, nama-namanya, dan pembahasan-pembahasan menarik lainnya. Beliau mengatakan di pembukaannya, “Pohon kurma adalah tuannya para pohon, diciptakan dari tanah Nabi Adam[6]. Allah telah menjadikannya sebagai perumpamaan untuk kalimat lâ ilâha illallâh. Maka sebagaimana lâ ilâha illallâh adalah tuannya ucapan, demikian juga pohon kurma dia adalah tuannya pohon.” [7]

Dan yang perlu kita cermati bersama adalah tatkala Nabi memberikan perumpamaan seorang mukmin dengan pohon kurma, tentunya di sana ada sisi-sisi kesamaan antara keduanya yang sangat penting untuk kita renungi karena hal itu akan memberikan banyak manfaat bagi kita. Berikut ini akan kami sampaikan beberapa sisi kesamaan antara keduanya yang saya sarikan dari penjelasan ahli ilmu dalam kitab-kitab tafsir dan syarah hadits serta kitab-kitab lainnya.

PERTAMA: Pohon kurma pasti memiliki akar, batang, tangkai, daun, dan buahnya. Demikian juga dengan iman harus memiliki akar, cabang, dan buahnya. Akarnya adalah rukun iman yang enam, cabangnya adalah amal shalih dan ketaatan yang bermacam-macam, sedang buahnya adalah segala kebaikan dan kebahagiaan yang dipetik di dunia dan akhirat.

Al-Baghawi berkata, “Hikmah perumpamaan iman dengan pohon kurma adalah karena pohon itu harus memiliki tiga hal: akar, batang, dan tangkai. Demikian pula iman tidak sempurna kecuali dengan tiga hal: membenarkan dalam hati, ucapan dengan lisan, dan amalan anggota badan.” [8]

KEDUA: Pohon kurma tidak bisa hidup dan tumbuh kecuali apabila disiram dengan air, demikian juga seorang mukmin tidak hidup hatinya kecuali apabila disiram dengan siraman rohani berupa wahyu. Oleh karena itu, ketika Allah memperingatkan dari kerasnya hati, setelah itu Allah berfirman:

ٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ يُحْىِ ٱلْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا ۚ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ ٱلْءَايَـٰتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ ﴿١٧﴾

Ketahuilah olehmu bahwa sesungguhnya Allah menghidupkan bumi sesudah matinya. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan kepadamu tanda-tanda kebesaran (Kami) supaya kamu memikirkannya. (QS. al-Hadîd [57]: 17)

Dalam ayat ini terdapat isyarat bahwa sebagaimana Allah menghidupkan bumi dengan air dari kegersangan, demikian pula Allah menghidupkan gersangnya hati dengan wahyu. Namun, semua itu hanya dicermati oleh orang-orang yang memahami ayat-ayat Allah.

Oleh karena itu, seorang mukmin harus selalu mengontrol setiap waktu pohon imannya yang ada dalam hati dengan ilmu yang bermanfaat dan amal shalih, sebab jika tidak maka dikhawatirkan akan gersang kemudian mati. Dalam Musnad Imam Ahmad dari hadits Abu Hurairah berkata, “Rasulullah bersabda:
‘Sesungguhnya iman dalam hati seorang di antara kalian itu bisa luntur/usang sebagaimana lunturnya pakaian, maka berdoalah kepada Allah untuk memperbaharui iman dalam hati kalian.’ ”[9]

Dari sinilah kita mengetahui betapa butuhnya hamba untuk melaksanakan ibadah kepada Allah setiap waktu agar imannya selalu terjaga.[10]

KETIGA: Pohon kurma itu sangat kokoh dan kuat, demikian pula iman apabila mengakar dalam hati seorang maka akan kokoh seperti gunung yang tak tergoyahkan sedikit pun.

Imam Auza’i pernah ditanya tentang iman, apakah bisa bertambah? Beliau menjawab, “Ya, bertambah sehingga seperti gunung.” Lalu ditanya, apakah bisa berkurang? Beliau menjawab, “Ya, sehingga tidak tersisa sedikit pun.” [11]

KEEMPAT: Pohon kurma tidak tumbuh di sembarangan tanah, tetapi hanya tanah yang subur saja. Oleh karena itu, kurma tidak bisa tumbuh sama sekali di sebagian daerah, kadang bisa tumbuh tetapi tak bisa berbuah, terkadang berbuah tetapi buahnya kecil. Jadi tidak semua tanah cocok untuk pohon kurma.[12]

Demikian halnya dengan iman, ia tidak bisa tumbuh pada setiap hati manusia, tetapi hanya pada hati seorang yang diberi hidayah oleh Allah dan dilapangkan dadanya dengan keimanan.

KELIMA: Pohon kurma terkadang dikelilingi oleh tumbuhan lainnya yang ada di sekitarnya sehingga dapat mengganggu pertumbuhannya. Oleh karenanya, sang pemilik pohon kurma harus selalu merawatnya dan membersihkan tumbuhan-tumbuhan lain yang mengganggu pertumbuhannya, sebab jika tidak maka pohon kurma tidak akan tumbuh dan mungkin bisa jadi akan terkalahkan oleh tumbuhan lainnya.

Demikian juga halnya dengan seorang mukmin dalam kehidupan ini, banyak sekali gangguan yang melemahkan imannya. Oleh karenanya, seorang mukmin hendaknya selalu berintrospeksi dan mengontrol imannya setiap saat dan berusaha semaksimal mungkin untuk membersihkan segala virus dan kotoran yang dapat menodai hatinya seperti godaan setan, fitnah dunia, hawa nafsu, dan sebagainya. Allah berfirman:

وَٱلَّذِينَ جَـٰهَدُوا۟ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلْمُحْسِنِينَ ﴿٦٩﴾

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (QS. al-’Ankabût [29]: 69)

KEENAM: Pohon kurma adalah pohon yang penuh barokah sehingga setiap bagiannya bermanfaat dan tidak ada satupun bagian yang tidak bisa dimanfaatkan, buahnya jelas bermanfaat, batang kayunya untuk bangunan dan atap rumah, daunnya untuk penutup dan atap rumah, bahkan biji kurma sekalipun bisa dimanfaatkan.

Demikian juga halnya seorang mukmin, dia selalu berbarokah dalam setiap keadaan, dan selalu bermanfaat bagi dirinya dan bagi orang lain sekalipun setelah meninggal dunia. Dia juga selalu bermanfaat bagi saudaranya yang lain, berakhlak mulia kepada sesama mereka, dan selalu berusaha membantu mereka dengan ucapan dan perbuatan.[13]

KETUJUH: Pohon kurma itu berbeda-beda dan bertingkat-tingkat bentuknya, jenisnya, buahnya, rasanya, sebagian lebih istimewa daripada yang lain. Demikian pula seorang mukmin, tingkatan iman mereka tidak sama, tetapi berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Allah berfirman:

ثُمَّ أَوْرَثْنَا ٱلْكِتَـٰبَ ٱلَّذِينَ ٱصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا ۖ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌۭ لِّنَفْسِهِۦ وَمِنْهُم مُّقْتَصِدٌۭ وَمِنْهُمْ سَابِقٌۢ بِٱلْخَيْرَ‌ٰتِ بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۚ ذَ‌ٰلِكَ هُوَ ٱلْفَضْلُ ٱلْكَبِيرُ ﴿٣٢﴾

Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar. (QS. Fâthir [35]: 32)

KEDELAPAN: Pohon kurma adalah pohon yang sangat sabar menghadapi angin yang kencang menerpanya, berbeda dengan pohon-pohon lainnya yang goyang jika terkena angin kencang bahkan mungkin ambruk. Demikian juga seorang mukmin, dia sabar menghadapi angin musibah dan cobaan yang menimpanya, sabar dalam ketaatan kepada Allah, sabar dalam meninggalkan kemaksiatan, dan sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan yang tidak berkenan baginya.

وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍۢ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍۢ مِّنَ ٱلْأَمْوَ‌ٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَ‌ٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّـٰبِرِينَ ﴿١٥٥﴾ ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَـٰبَتْهُم مُّصِيبَةٌۭ قَالُوٓا۟ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَ‌ٰجِعُونَ ﴿١٥٦﴾ أُو۟لَـٰٓئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَ‌ٰتٌۭ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌۭ ۖ وَأُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُهْتَدُونَ ﴿١٥٧﴾ ۞ إِنَّ ٱلصَّفَا وَٱلْمَرْوَةَ مِن شَعَآئِرِ ٱللَّهِ ۖ فَمَنْ حَجَّ ٱلْبَيْتَ أَوِ ٱعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَن يَطَّوَّفَ بِهِمَا ۚ وَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًۭا فَإِنَّ ٱللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ ﴿١٥٨﴾

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji’ûn.” Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. al-Baqarah [2]: 155–157)

KESEMBILAN: Pohon kurma itu semakin tua umurnya semakin enak rasa buahnya. Demikian juga seorang mukmin, semakin tua umurnya maka akan semakin baik amal perbuatannya.

Dari Abdullah bin Busr berkata, “Ada seorang Arab badui mengatakan, ‘Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling baik?’ Beliau menjawab, ‘Orang yang panjang umurnya dan baik amalnya.’ ” [14]

KESEPULUH: Hati pohon kurma yang disebut dengan jummar termasuk bagian yang paling enak dan manis. Demikian juga hati seorang mukmin, tidak terisi kecuali dengan kebaikan, istiqamah, dan kejernihan.

KESEBELAS: Buah kurma termasuk buah-buahan yang sangat bermanfaat, ketika masih basah yang disebut dengan ruthab bisa dijadikan buah dan manisan, dan ketika kering yang disebut dengan tamr bisa sebagai makanan, buah-buahan, manisan, obat dan manfaat lainnya yang bermacam-macam.

Demikian halnya dengan seorang mukmin, manfaat dan kebaikannya bermacam-macam. Dan sebagaimana buah kurma itu manis rasanya, demikian halnya dengan keimanan, ada rasa manis dan lezat yang dirasakan oleh orang yang kuat imannya. Rasulullah bersabda:

“Ada tiga hal yang apabila ada pada diri seorang maka dia akan merasakan lezat/manisnya iman; apabila Allah dan rasul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya. Dan mencintai seorang dia tidak mencintainya kecuali karena Allah. Dan orang yang takut untuk kembali kepada kekufuran sebagaimana dia tidak ingin dicampakkan ke dalam neraka.” (HR. Bukhari 1/22 dan Muslim 1/66)

KEDUA BELAS: Termasuk sisi kesamaan yang unik antara seorang mukmin dengan pohon kurma adalah apa yang disebutkan oleh Ibnul Qayyim: “Manusia telah menyebutkan sisi-sisi kesamaan antara manfaat pohon kurma dengan sifat seorang mukmin. Dan tatkala berbicara tentang duri pohon kurma, mereka menyerupakannya dengan sifat seorang mukmin yang keras terhadap musuh-musuh Allah, sehingga sifat kerasnya tersebut seperti duri, adapun terhadap orang-orang yang beriman dan bertakwa maka ia seperti kurma basah (ruthab) yang lembut dan manis.

مُّحَمَّدٌۭ رَّسُولُ ٱللَّهِ ۚ وَٱلَّذِينَ مَعَهُۥٓ أَشِدَّآءُ عَلَى ٱلْكُفَّارِ رُحَمَآءُ بَيْنَهُمْ ۖ تَرَىٰهُمْ رُكَّعًۭا سُجَّدًۭا يَبْتَغُونَ فَضْلًۭا مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضْوَ‌ٰنًۭا ۖ سِيمَاهُمْ فِى وُجُوهِهِم مِّنْ أَثَرِ ٱلسُّجُودِ ۚ ذَ‌ٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِى ٱلتَّوْرَىٰةِ ۚ وَمَثَلُهُمْ فِى ٱلْإِنجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْـَٔهُۥ فَـَٔازَرَهُۥ فَٱسْتَغْلَظَ فَٱسْتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِهِۦ يُعْجِبُ ٱلزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ ٱلْكُفَّارَ ۗ وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ مِنْهُم مَّغْفِرَةًۭ وَأَجْرًا عَظِيمًۢا ﴿٢٩﴾

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shalih di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS. al-Fath [48]: 29)[15]

Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa iman adalah suatu pohon yang penuh berkah dan banyak manfaatnya dan buahnya, memiliki tempat tersendiri untuk ditanami, siraman khusus, dan memiliki akar, cabang dan buah.

Adapun tempatnya yaitu hati seorang mukmin. Di situlah benih dan akarnya ditanam sehingga menumbuhkan batang pohon dan tangkainya.

Adapun siramannya yaitu wahyu berupa al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah. Itulah siraman pohon tersebut, ia tidak akan bisa hidup dan tumbuh kecuali dengan siraman tersebut.

Adapun akarnya yaitu rukun iman yang enam dan rukun yang paling tinggi adalah iman kepada Allah.

Adapun cabangnya yaitu amal shalih serta ketaatan yang beragam.

Adapun buahnya yaitu semua kebaikan dan kebahagiaan yang diraih seorang mukmin di dunia adan akhirat. Syaikh Abdurrahman as-Sa’di menulis sebuah risalah khusus tentang masalah ini berjudul at-Taudhih wal Bayan li Syajaratil Iman. Dalam kitab tersebut beliau menjelaskan tentang pohon iman ini secara lebih terperinci.

 Demikianlah beberapa sisi kesamaan antara pohon kurma dengan seorang mukmin. Semoga Allah menjadikan kita semua ahli iman.

 [1] Disadur secara bebas oleh Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi dari buku beliau Ta’ammulat fi Mumatsalatil Mu’min lin Nakhlah, terbitan Dar Ibnu Affan, KSA, cet. pertama, 1419 H.

[2] Al-Kafiyah Syafiyah hlm. 9

[3] Sunan Tirmidzi no. 3119 dan diriwayatkan pula oleh Abdurrazzaq, Ibnu Jarir, Ibnul Mundzir, Ibnu Abi Hatim, ar-Raomahumurmuzi dalam al-Amtsal, sebagaimana dalam ad-Durr al-Mantsur 5/22 karya as-Suyuthi.

[4] Lihat atsar-atsar ini dalam Tafsir ath-Thabari 8/204–206 dan ad-Durr al-Mantsur 5/22–23 karya as-Suyuthi.

[5] HR. ath-Thabarani dalam al-Mu’jamul Kabir 12/no. 1351 dan dishahihkan oleh al-Hafizh Ibnu Hajar dalamFathul Bari 1/147 dan al-Albani dalam Silsilah ash-Shahihah no. 2285.

[6] Hadits yang menyebutkan bahwa pohon kurma tercipta dari tanah Nabi Adam tidak shahih dari Rasulullah n\ sebagaimana ditegaskan oleh Ibnul Jauzi dalam al-Maudhu’at 1/129. Lihat pula al-Mizan 5/222 oleh adz-Dzahabi dan Silsilah adh-Dha’ifah 1/283–284 oleh al-Albani.

[7] Kitab an-Nakhlah hlm. 33

[8] Tafsir al-Baghawi 3/33

[9] HR. al-Hakim dalam al-Mustadrak 1/4 dan dishahihkan Syaikh al-Albani dalam Silsilah ash-Shahihah 4/113.

[10] Lihat I’lamul Muwaqqi’in 1/174 karya Ibnul Qayyim.

[11] Syarh Ushul I’tiqad 5/959 karya al-Lalikai

[12] Lihat Kitab an-Nakhlah hlm. 66–67.

[13] Lihat Fathul Bari 1/145–146 karya Ibnu Hajar dan Miftah Dar Sa’adah 1/120 karya Ibnul Qayyim.

[14] HR. Tirmidzi 4/565 dan dishahihkan al-Albani dalam Shahih Sunan Tirmidzi 2/271.

[15] Miftah Dar Sa’adah 1/10–121
[9/30/2015, 08:58] +62 815-5015-486: Dari Blok M kearah senopati lurus piere tendean lurus fly over wis teko mt.haryono
[9/30/2015, 10:11] +62 881-3232-009: Suwun cak Go, lets go empribandy
[9/30/2015, 12:27] +62 812-4049-696: 📌 Agar Penyakit Tak Menambah Hati Kian Sempit


Berikut beberapa kiat bagi kita semua -khususnya si sakit- agar penyakit yang diderita tak menambah hati menjadi sempit:

1⃣  Mengetahui bahwa penyakit merupakan takdir Allah.

Ketahuilah, rukun Iman ada enam, di antaranya beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk. Kemudian perlu diketahui, tidak setiap orang akan mendapatkan takdir yang baik, terkadang ia mendapatkan takdir yang tidak baik, seperti penyakit, musibah, dll. Namun, bila kita perhatikan dengan seksama, takdir Allah yang manusia menganggapnya buruk tersebut, ternyata mengandung hikmah yang begitu mendalam. Di balik itu banyak hal yang Allah sediakan bagi hamba-Nya; sebagai teguran agar ia kembali ke jalan kebenaran, pahala bagi yang bersabar, dileburkannya dosa-dosa dan kesalahan, di akhirat dibalas dengan surga, dan ribuan hikmah lainnya.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman: "Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu." (QS. at-Taghabun: 11)

2⃣  Mengetahui bahwa penyakit yang menimpa seseorang adalah tanda cinta Allah kepada hamba.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menerangkan: "Siapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan, niscaya Ia akan timpakan kepadanya musibah." (HR. al-Bukhari)

Hal tersebut tidak hanya menimpa kita, namun telah menimpa manusia terbaik seperti para Nabi dan Rasul, sebagaimana mereka adalah manusia yang paling baik keimanannnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Orang yang paling berat ujiannya adalah para nabi, kemudian orang yang semisalnya lalu orang yang semisalnya. Seseorang akan diuji sesuai dengan kadar agamanya. Bila agamanya kuat maka ujiannya semakin berat. Namun bila agamanya lemah maka ia akan diuji sesuai dengan kadar agamanya tersebut. Dan ujian itu akan terus menimpa hamba hingga membiarkannya berjalan di atas muka bumi tanpa memiliki kesalahan sedikitpun." (Hadits hasan shahih. Riwayat Tirmidzi, Ibnu Majah dll.)

Itulah para nabi terdahulu yang telah banyak mendapatkan cobaan. Demikian pula apa yang terjadi pada diri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Aisyah radhiyallahu 'anha berkata: "Aku tidak pernah melihat seorangpun yang lebih berat penyakitnya dari para Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." (HR. al-Bukhari & Muslim)

3⃣  Mengetahui bahwa penyakit sebagai kaffaroh bagi hamba.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidaklah seorang muslim yang merasakan keletihan, mendapatkan penyakit, kesedihan, gundah gulana, gangguan atau sesuatu yang menyesakkan hati, sampai-sampai duri yang menusuk kakinya, melainkan Allah pasti akan menghapuskan sebagian dari kesalahannya." (HR. Muslim)

Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda: "Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit atau sejenisnya, melainkan dengan sebab itu Allah akan menggugurkan dosa-dosanya, seperti pohon yang menggugurkan dedaunannya." (HR. al-Bukhari & Muslim)

4⃣  Mengetahui bahwa cobaan dari Allah bukan hanya ada pada penyakit dan musibah, namun juga ada pada kekayaan dan harta.

Allah ta'ala berfirman: "Dan kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran)." (QS. al-A'raf: 168)

Asy-Syaukani rahimahullah berkata: "Kami uji mereka dengan kebaikan dan keburukan, dengan harapan mereka rujuk dari kekufuran dan kemaksiatan yang ada pada mereka."

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman: "Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan." (QS. al-Anbiya`: 35)

Ibnu Katsir rahimahullah berkata: "Maksudnya, Kami (Allah) menguji kalian terkadang dengan musibah, terkadang dengan kenikmatan, agar kita mengetahui siapa yang bersyukur siapa yang kufur, siapa yang bersabar siapa yang berputus asa."

5⃣  Mengetahui bahwa penyakit menjadi sebab masuknya seorang hamba ke dalam surga.

Atho' rahimahullah berkata: "Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu berkata kepadaku: Maukah kamu aku beritahu seorang wanita penghuni surga?" "Tentu saja", jawabku.
Ibnu Abbas berkata: "Wanita berkulit hitam itu, ia pernah menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata: "Sesungguhnya aku terkena penyakit ayan dan auratku terkadang tersingkap tanpa aku sadari, maka itu berdoalah kepada Allah untukku."

Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika engkau mau, engkau bisa bersabar maka bagimu surga. Dan jika engkau mau, aku bisa berdoa kepada Allah agar menyembuhkanmu."

Ia berkata: "Aku bisa bersabar". Lalu ia berkata: "Sesungguhnya auratku terkadang tersingkap tanpa aku sadari, maka berdoalah kepada Allah agar auratku tidak tersingkap lagi." Maka beliau berdoa bagi wanita itu. (HR. al-Bukhari & Muslim)

6⃣  Mengetahui bahwa penyakit adalah cobaan dari Allah yang dapat mengingatkan kita dari kelalaian.

Penyakit menjadi teguran bagi kita yang mungkin sudah terlalu jauh dari jalan Allah. Sengaja Allah menegur kita dengannya agar kita kembali kepada jalan yang lurus. Karena biasanya, ketika seorang dalam keadaan sehat dan kuat, maka ia akan melakukan apa saja yang ia kehendaki, tidak peduli halal dan haram. Namun, dalam kondisi lemah dan susah, akan begitu mudah baginya untuk mengingat Allah dan kembali ke jalan kebenaran.

Jika demikian, jangan sampai seseorang mencela penyakit. Suatu ketika Ummu as-Sa'ib berkata di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: "Semoga Allah tidak memberkahi demam." Mendengar itu beliau meluruskan: "Janganlah engkau mencela demam, sesungguhnya ia dapat melenyapkan dosa-dosa anak Adam sebagaimana api menghilangkan kotoran pada besi. (HR. Muslim)

7⃣  Mengetahui bahwa orang yang sabar ketika tertimpa penyakit maka baginya kebaikan, dan sebaliknya bahwa orang yang tidak sabar maka ia tidak akan mendapat pahala dan kebaikan dari penyakit tersebut.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Alangkah menakjubkan urusan seorang mukmin. Sungguh, semua urusannya baik. Dan hal itu tidak didapat kecuali oleh mukmin; bila ia memperoleh kenikmatan lalu bersyukur maka itu baik baginya, dan bila ia tertimpa suatu musibah lalu bersabar maka itu baik pula baginya." (HR. Muslim)


Copas grup WA
ICC DAMMAM KSA
[9/30/2015, 15:49] +62 815-5015-486: Assalamualaikum...
Sugeng enjang derek...
semoga barokah Alloh selalu menyertai setiap langkah kita menjemput rizky di hari ini..
Aamiin...
[9/30/2015, 15:49] +62 813-3562-4998: wa alaikum salam derek.
[9/30/2015, 15:50] +62 813-3562-4998: wilujeng nggeh
[9/30/2015, 15:50] +62 812-8018-585: Aamiin...allahumma aamiin
[9/30/2015, 16:04] +62 816-1648-156: Jazakumullah khair copasnya Dam, bermanfaat.....amiiin
[9/30/2015, 16:21] +62 813-3017-4525: wa alaikum salam derek.
[9/30/2015, 16:22] +62 813-3017-4525: wilujeng nggeh
[9/30/2015, 16:22] +62 813-3562-4998: nderek teng pundi kang
[9/30/2015, 16:32] +62 813-3017-4525: Nderek seng penak mawon
[9/30/2015, 16:33] +62 812-8393-6343: Leres...Nderek seng penak mawon
[9/30/2015, 16:39] +62 812-5929-592: Manut......Leres...Nderek seng penak mawon
[9/30/2015, 16:41] +62 813-1457-4110: Setuju... Manut...... Leres... Nderek seng penak mawon
[9/30/2015, 16:43] +62 813-3562-4998: Nderek setuju ...leres ...manut seng penak mawon
[9/30/2015, 16:43] +62 813-3562-4998: Hallo Yud
[9/30/2015, 16:43] +62 813-3562-4998: Assalamu alaikum
[9/30/2015, 16:46] +62 813-1457-4110: Wa alaikum salam warrahmatullah
[9/30/2015, 16:49] +62 813-1457-4110: Pripun kabaripun Derek Derek.
[9/30/2015, 16:51] +62 813-3562-4998: Derek derek kabaripun pripun
[9/30/2015, 17:32] +62 813-3562-4998: Kabare sedang menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan bagimu negeri
[9/30/2015, 17:35] +62 813-3017-4525: Yud.... Bimbelmu iku sdh ada di surabaya ?
[9/30/2015, 17:40] +62 813-3017-4525: Boleh aku ikut Bimbelmu.... Tak belajar maneh ?Type a message

No comments:

Post a Comment